JOEHOOGI.COM - Siauw Giok Tjhan, siapakah dia? Maklum untuk generasi yang lahir pada masa pasca Orde Baru, bahkan terlebih-lebih pada generasi yang lahir pada masa pasca Reformasi sudah pasti tidak akan mengenal dan akan merasa asing mendengar nama Siauw Giok Tjhan sebab sejak berdirinya rezim Orde Baru, sosok kepahlawanannya tidak pernah ditulis dalam sejarah resmi Indonesia.
Siauw Giok Tjhan dibebaskan Mei 1978 karena kondisi kesehatan yang semakin memprihatinkan akibat represifitas Orde Baru. Siauw harus kehilangan matanya. Kemudian oleh keluarganya, Siauw dilarikan ke Belanda. Siauw akhirnya meninggal dunia di negeri orang pada tanggal 20 november 1980
Sejak kecil Siauw sudah berjuang melawan kebudayaan rasis. Ketika remaja sudah menjadi jurnalis di Harian Matahari, sebuah koran nasionalis yang banyak meliput kegiatan Taman Siswa. Ketika menjadi pemimpin redaksi visi harian matahari telah diperluasnya menjadi pro kemerdekaan anti fasisme Jepang sehingga oleh rezim kependudukan Jepang, Siauw menjadi target teror dan intimidasi. Koran Matahari dibredel dan Siauw dinyatakan buron politik.
Ketika Indonesia merdeka, Siauw mendirikan organisasi massa Angkatan Muda Tionghoa dan Palang Biru. Visi misinya melanjutkan revolusi yang belum selesai termasuk turut bertempur bersama arek Surabaya 10 November 1945 setahun setelah Indonesia merdeka.
Meskipun Siauw peranakan Tionghoa tapi Siauw tidak berminat masuk ke Partai Tionghoa Indonesia. Siauw justru masuk ke Partai Sosialis Indonesia bergabung bersama Sutan Sjahrir, Amir Sjarifuddin dan Tan Ling Djie. Bahkan Siauw menganjurkan orang Indonesia peranakan Tionghoa melebur langsung dalam Revolusi Nasional. Progresifitas dirinya telah membuat Bung Karno menunjuk Siauw untuk duduk di Komite Nasional Indonesia Pusat.
Siauw Giok Tjhan sang penggagas Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia tahun 1946 bahwa semua golongan Indo Asia dan Eropa harus melebur menjadi orang Indonesia sejati menjadi patriot dan demokrat Indonesia.
Ketika Indonesia merdeka, Siauw mendirikan organisasi massa Angkatan Muda Tionghoa dan Palang Biru. Visi misinya melanjutkan revolusi yang belum selesai termasuk turut bertempur bersama arek Surabaya 10 November 1945 setahun setelah Indonesia merdeka.
Meskipun Siauw peranakan Tionghoa tapi Siauw tidak berminat masuk ke Partai Tionghoa Indonesia. Siauw justru masuk ke Partai Sosialis Indonesia bergabung bersama Sutan Sjahrir, Amir Sjarifuddin dan Tan Ling Djie. Bahkan Siauw menganjurkan orang Indonesia peranakan Tionghoa melebur langsung dalam Revolusi Nasional. Progresifitas dirinya telah membuat Bung Karno menunjuk Siauw untuk duduk di Komite Nasional Indonesia Pusat.
Siauw Giok Tjhan sang penggagas Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia tahun 1946 bahwa semua golongan Indo Asia dan Eropa harus melebur menjadi orang Indonesia sejati menjadi patriot dan demokrat Indonesia.
Siauw Giok Tjhan meskipun orang indonesia peranakan Tionghoa, tapi dia tidak suka dipandang sebelah mata. Baginya di Indonesia hanya ada satu bangsa: Indonesia. Memperjuangkan orang Tionghoa sebagai bagian dari Indonesia tanpa harus mempersoalkan ketionghoaannya sama dengan tidak mempersoalkan orang Jawa, orang Sunda, orang Betawi, orang Madura, orang Dayak, orang Bugis, orang Minang, orang Papua dan sebagainya.
Untuk mewujudkan visi misinya, Siauw mendirikan organisasi Baperki (Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia) sebagai wadah perjuangan untuk terbentuknya nasion Indonesia yang tidak mengenal diskriminasi rasial sesuai prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
Pada awal orde baru ketika Soeharto naik kekuasaan menjadi orang nomor satu di Indonesia segalanya mendadak berubah total. Siauw ditangkap dan diintimidasi oleh para tentara, bukan polisi, selama 13 tahun meringkuk di terali besi tanpa proses pengadilan. Baperki dibubarkan. Para anggotanya ditangkap dan dibunuh. Segala kontribusi perjuangan dan pemikirannya dihapus dalam sejarah Indonesia. Jasa peran kepahlawanan Siauw dihapus ketika rezim berubah menjadi Orde Baru.