JOEHOOGI.COM - Alimin bin Prawirodirdjo (1889-1964) adalah salah satu tokoh pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Karirnya sebagai aktivis pergerakan nasional dirintis pernah menjadi anggota Budi Utomo, Sarekat Islam, pendiri Sarekat Buruh Pelabuhan dan sebagai salah satu tokoh inti Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tapi ketika DN Aidit mendirikan kembali PKI pada tahun 1950-an, Alimin merasa tidak lagi dibutuhkan dan merasa dipinggirkannya hingga akhirnya wafat pada tanggal 24 Juni 1964. Presiden Soekarno melalui SK Presiden No.163 Tahun 1964 tertanggal 26 Juni 1964 menganugerahi gelar Pahlawan Nasional, selain kepada Tan Malaka, juga kepada Alimin sebagai salah satu Pahlawan Nasional.
Meskipun Alimin yang meninggal sebelum Persitiwa 30 September 1965, tapi oleh Negara pasca peralihan ke rezim militer Soeharto, Alimin dan Tan Malaka sebagai tokoh Pahlawan Nasional yang terbukti dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia berjasa untuk bangsa dan negaranya justru dilenyapkan dari buku-buku sejarah.
Buku Analysis yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1947 oleh Majalah Bintang Merah, Bintaran Kulon 14 Yogyakarta merupakan buku yang ditulis Alimin untuk mengkoreksi Thesis yang ditulis Tan Malaka ketika sepulangnya dari perjalanan yang sangat melelahkan di luar negeri. Di luar negeri inilah jiwanya sebagai aktivis pergerakan merasa terbentuk, terarah dan terkonsep sebab banyak pengalaman yang telah membesarkan jiwa aktivis pergerakannya.
Di Singapura, Alimin bersama dengan Musso kawan seperjuangannya ditangkap oleh polisi kolonial Inggris atas perintah pemerintah kolonial Belanda karena dituduh terlibat pemberontakan melawan pemerintahan Kolonial Belanda di Jawa Barat dan Sumatera Barat dengan tujuan ingin mencapai Indonesia merdeka. Padahal ketika pemberontakan meletus pada tanggal 12 November 1926, Alimin sedang berada di Singapura.
Dalam pemberontakan 1926 telah tercatat ribuan pemberontak dibunuh oleh Kolonial Belanda secara brutal dan beberapa tokoh dipenjarakan termasuk Alimin. Inilah awal pertama kali PKI diumumkan oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai partai yang terlarang.
Keluar dari penjara, Alimin ke Moscow bergabung dengan Komintern yang merupakan perhimpunan partai-partai komunis dari berbagai negara. ketika berada di Komintern, Alimin bertemu dengan Ho Chi Minh. Alimin diajak Ho Chi Minh ke Guangzhou (Canton). Alimin kemudian membentuk kader-kader komunis di Vietnam, Laos dan Kamboja untuk melakukan revolusi bersama agar keluar dari imperialis Perancis.
Puncaknya, Alimin bergabung dengan Tentara Merah sebagai basis perlawanan di Yenan dengan tujuan Cina dapat bebas dari agresi Jepang. Ketika Bung Karno dan Hatta mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan, maka pada tahun 1946 Alimin pulang ke Indonesia, kemudian dia dituntut oleh para kader revolusioner untuk memimpin kembali PKI. dari sinilah ide untuk menulis buku Analysis tercetus.
Akhirulkalam, selama kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun, buku Analysis karya Alimin lenyap dari katalog perpustakaan nasional dan dilarang untuk diterbitkan kembali.