Membongkar Pembohongan Publik Dalam Usaha Mengkambinghitamkan Rokok

· | JOE HOO GI | 08/11/2015
Membongkar Pembohongan Publik Dalam Usaha Mengkambinghitamkan RokokBenarkah merokok dapat menyebabkan kesehatan terganggu? Paul A.Lachance mengatakan tubuh manusia terdiri dari 63 triliun sel. Setiap harinya tubuh mengalami mutasi 5000 hingga 50.000 sel. Mutasi disebabkan faktor makanan, minuman, stress, obat-obatan, lingkungan, radio aktive dan polutan
 
JOEHOOGI.COM - Kebiasaaan merokok di Indoesia sudah ada sejak abad ke-17. Tapi sejak industri farmasi mewabah di Indonesia, maka saat itu juga berbagai research institutions  dan religion institution gencar melakukan kampanye anti rokok. 

Industri rokok di Indonesia memberi nilai tambah tinggi kepada perekonomian negara. Total industri rokok melibatkan Sumber Daya Manusia kurang lebih 30.500.000 per orang. Tahun 2008 Pada saat krisis ekonomi 1998 hanya industri rokok lah yang mampu bertahan dari guncangan ekonomi. 

Bahan-bahan untuk membuat rokok kretek atau rokok khas Indonesia, 96% terbuat dari bahan lokal produksi Indonesia. Tembakau sebagai sumber utama rokok kretek 98% adalah tembakau asli yang diusahakan oleh para petani. Yang unik adalah sebagai tembakau rajangan bentuk hasil akhir masuk ke pabrik. Tembakau rajangan tersebut, jenis Temanggung, Mranggen, Muntilan, Weleri, Madura, Wringin, Garut dan lain-lain tidak bisa dieksport. Tembakau rajangan sebagai bahan utama dan hanya bisa digunakan untuk pembuatan rokok kretek. 

Indonesia merupakan produksi cengkeh pertama di dunia. Cengkeh merupakan bahan dasar kedua pembuatan rokok kretek setelah tembakau sebagai bahan dasar pertama. Cengkeh sebagai kekayaan sumber daya alam Indonesia yang ditanam dan dipanen sepanjang tahun terbentang dari Sabang sampai Merauke. 

Inilah wujud Rokok Kretek yang khas, unik dan khusus produk anak bangsa sendiri sejak nenek moyang yang menjadi kebanggaan bangsa dan kekayaan budaya. Industri kretek sebagai cluster industri rokok yang berbasis agrobisnis mempunyai kontribusi besar dalam APBN, peran ekonomi, penyerapan tenaga kerja, sosial budaya, pendidikan, olahraga, lingkungan dan lain sebagainya. 

Terdapat perang besar antara industri farmasi dan industri rokok. Hanya bedanya, industri farmasi berdalih sebagai 'dewa kesehatan' dan menyerang industri rokok sebagai ‘setan kesehatan’. Padahal dalam banyak hal industri farmasi tak kalah jahat. Lihat praktek-praktek pemberian obat-obatan di rumah sakit dan di apotik-apotik. Di negara Eropa dan Amerika, pasar rokok sudah sampai pada titik maksimal. 

Sehingga mereka harus masuk ke pasar Indonesia dan bahkan berusaha mengakuisi perusahaan-perusahaan rokok di Indonesia. Tetapi karena elemen penting rokok adalah tembakau yang diproduksi di Indonesia, mereka menyerang rokok kretek sebagai rokok khas Indonesia sebab jika berhasil maka tembakau yang dipakai kelak akan diimpor dari negara lain.

Jadi, masihkan kita percaya pada kampanye bahaya merokok yang dianggapnya sebagai merusak kesehatan manusia? Padahal kenyataannya hanyalah persoalan persaingan industri sehingga pemalsuan penelitian diadakan guna untuk pembohongan publik dan mitos.

Benarkah merokok dapat menyebabkan kesehatan terganggu? Paul A.Lachance mengatakan tubuh manusia terdiri dari 63 triliun sel. Setiap harinya tubuh mengalami mutasi 5000 hingga 50.000 sel. Mutasi disebabkan faktor makanan, minuman, stress, obat-obatan, lingkungan, radio aktive dan polutan.

Carl Zimmer yang mengutip pernyataan Judith Campisi dalam artikelnya berjudul Ageing: Balancing Regeneration and Cancer yang dibuat di Nature,443,p.404 (2006), bahwa setiap saat sel membelah akan terjadi risiko pengembangan sel kanker. Setiap manusia memiliki homeostatis dalam tubuhnya. Homeostatis inilah yang telah memberi daya tahan tubuh pada mansuia. 

Pada saatnya homeostatis mengalami penurunan yang disebabkan faktor bertambahnya usia. Tapi homeostatis ini akan terus mengalami kemampuan jika sel, protein, kelenjar dan organ yang berada di dalam tubuh manusia tetap terprogram sehingga mampu menjaga sistem keseimbangan tubuh. Sitem imunitas tubuh pada manusia menentukan status kesehatan seseorang. 


Homeostatios akan menentukan kesehatan manusia secara fisikal dan psikis. Faktor makanan, minuman, obat-obatan dan stress akan berpengaruh kepada sistem kekebalan tubuh sehingga manusia mudah jatuh sakit. Di sini ternyata pikiran adalah mitra sistem imunitas kesehatan. Pikiran yang stabil merupakan kunci utama menjaga keseimbangan tubuh.

Karenanya yang perlu dicapai bukan hanya GNP tinggi tetapi juga Gross National Happiness (GNH), inilah kunci sehat dan umur panjang. Pada tahun 1980 WHO pernah membuat sebuah proyek Monitoring of Trends and Determinants in Cardivascular Disease (MONICA) yang bertujuan menjelaskan berbagai kecenderungan kematian penyakit kardiovaskuler sejak 1970 dan menghubungkan faktor perubahan risiko dalam populasi periode sepuluh tahun (1980-1990). 

Ada 32 sentra kolaborasi MONICA dibentuk 10 juta responden di 21 Negara yang terdiri dari pria dan wanita berusia 25 sampai 64 tahun. Hasilnya tidak ada hubungan antara trend faktor risiko utama kardiovaskuler seperti koletesterol serum darah dan tekanan darah terhadap konsumsi rokok. Juga tidak ada hubungan antara konsumsi rokok terhadap stroke dan penyakit jantung koroner. 
  
Ternyata penyakit kardiovaskuler tersebut disebabkan karena defisiensi asam folat (folic acid). Misalnya pada ibu hamil memerlukan asam folat lebih tinggi daripada sebelum hamil, bisa fatal dalam pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Menurut Adler Morris, ada empat faktor berpengaruh termasuk Neurochemistry, Reflexes, Psikologikal dan Sosial terjadi sebagai kodrat manusiawi. Habituasi atau adiksi karena memang di otak terdapat nikotin reseptor. Demikian juga reflexes sebagai tipe stimulus Pavlovian sangat manusiawi. 

Paracelsus menjelaskan tidak ada racun didunia, yang ada adalah dosis yang tidak benar mendorong kita untuk mencari takaran merokok yang pas. Memang tidak ada yang pas, sangat induvidual karena rentangan NAB setiap orang sangat beda dan berpengaruh. 

Sehat bisa dirasakan tetapi tidak sama dari seorang ke orang lain. Yang kita perlukan adalah kemampuan diri kita untuk mengendalikan konsumsi apapun agar tidak berlebihan dan di luar kemampuan tubuh kita, termasuk konsumsi rokok. 

Dimensinya adalah frekuensi dan jumlah konsumsi. Perhatikan half-life time nikotin yang hanya 30 menit. Bagaimana memperpanjangnya agar tubuh tidak sangat haus konsumsi lagi? Hal ini bisa dicapai dengan merubah pola makanan dari MPA, makanan penghasil asam menjadi MPB, makanan penghasil basa. Hal ini akan merubah frekuensi dan secara tidak langsung akan merubah jumlah konsumsi per hari. 

Menurut Judith Campisi, setiap sel normal yang membelah berisiko menjadi berkembangnya sel kanker. Pada makanan, minuman, obat-obatan, polusi udara terdapat karsinogen sekunder. Konversi karsinogen sekunder menjadi karsinogen primer diperlukan adanya kofaktor, kokarsinogen, karsinogen promotor, DNA/RNA dan lain-lain. 

Konversi karsinogen sekunder menjadi karsinogen primer yang membentuk sel kanker diperlukan waktu sekitar 20~30 tahun. Tentang half-life time nikotin dalam tubuh hanya 30 menit. Nikotin dalam Media Model bukan tergolong physical dependence tetapi psychological dependence, tidak ada bukti euphoria, tidak ada drug abuse, tidak ada fly, climb a mounting seperti ketika orang mengkonsumsi opium. Perokok masih under control secara individual. Secara masyarakat tak ada hubungan dengan subculture of crime dan prostitusi seperti dampak oleh hard drugs

Ada pembohonggan publik yang mengatakan bahwa kandungan rokok mengandung bahan adiktif nikotin sebagai bahan yang bertanggung jawab atas kecanduan seseorang yang merokok telah disamakan dengan sifat adiksi heroin, opium dan cocain yang selalu menuntut tambah dosis. 

Tuduhan ini sangat berlebihan bahkan British Medical Association menyarankan anggota dokternya agar tidak menggunakan kata adiksi sebab kata tersebut membawa impresi bahwa tidak mungkin seorang perokok bisa berhenti, ini memungkinkan. 

Memang untuk nikotin dalam situasi asam akan mudah membentuk garam karenanya cepat diekskresikan lewat urine. Waktu-paruh hanya 30 menit. Dengan diet MPB akan mudah tuduhan adiksi tersebut diatasi. Nampaknya kata adiksi sesungguhnya salah aplikasi dalam konteks nikotin dan tembakau. Lihat posisi nikotin terhadap bahan-bahan tergolong NAFZA, baik ditinjau dari tingkat ketergantungannya dan tingkat asseptabilitasnya. 

Merokok mengganggu kesehatan ibu hamil dan anak-anak? Sesungguhnya sejak awal industri rokok berdiri tidak memasarkan rokok untuk anak dan ibu hamil. Ibu-ibu lebih rasional dalam menentukan keputusan merokok. Sejak dulu kala memang rokok tidak dibuat untuk anak-anak. 

Tidak ada niatan dan kesengajaan bahwa rokok untuk anak-anak. Pergaulan dalam lingkungan anak-anak yang sangat berpengaruh. Perlu perhatian serius orang tua dan sekolah tehadap lingkungan dan berkembang-tumbuhnya anak-anak kita ke depan. Saat ini tampaknya guru dan sekolah lebih berperan daripada orangtua murid dan kalangan rumah tangga. 

Kenapa para anti rokok tidak protes dengan tempe dan tahu yang dibuat dari kedelai transgenik. Kenapa pula para anti merokok tidak pernah berteriak tentang awas ikan laut yang di beberapa laut Indonesia mengandung kadar merkuri yang sangat besar karena lautnya sudah tercemar?

Benarkah pemerintah akan menaikkan cukai rokok dua kali lipat di Indonesia? Dari catatan berita yang saya ikuti, belum ada wacana dari pemerintah yang akan menaikkan cukai rokok hingga dua kali lipat. 

Selama ini ada sebagian dari kelompok masyarakat yang anti merokok yang kebakaran jenggot ketika akan dilakukan pembahasan tentang Rancangan Undang-Undang Pertembakauan oleh DPR sehingga dirasakan perlu untuk melakukan serangkaian aksi penolakan dan menggulirkan wacana usulan kepada pemerintah agar segera dilakukan penekanan kepada angka konsumen penikmat rokok yang konon merugikan kesehatan maka diperlukan regulasi untuk menaikkan cukai rokok semahal mungkin agar masyarakat dari kalangan perokok tidak dapat lagi menjangkau untuk membeli rokok.

Kalau boleh lebih kritis untuk dapat menguak misteri dibalik pelarangan merokok ini, maka seharusnya dapat dilihat betapa hasil yang didapatkan dari industri rokok merupakan penyumbang cukai yang signifikan untuk keuangan negara. 

Tidak hanya keuangan negara saja yang disupport oleh industri rokok, tapi industri rokok juga memberikan terobosan kontribusi terbesar pada dunia pendidikan, olahraga hingga sampai penyerapan tenaga kerja.

Kontribusi terbesar pada kesejahteraan kehidupan para petani dapat tertolong akibat industri rokok. Tembakau sebagai sumber bahan utama rokok dapat sepenuhnya diusahakan oleh para petani. Belum lagi rokok kretek alias rokok khas Indonesia yang sumber bahan utamanya kecuali tembakau sebagai sumber bahan utamanya, juga cengkeh sebagai campuran untuk citarasanya. 

Betapa kehidupan para petani di Indonesia selama puluhan tahun telah sangat-sangat disejahterakan oleh penghasilan penanaman pohon cengkeh yang terbentang dari Sabang sampai Merauke merupakan kekayaan sumber daya alam dari Tuhan Yang Maha Esa yang hanya tumbuh di Indonesia. Boleh dikata bahwa Indonesia lah satu-satunya yang memproduksi cengkeh di dunia.

Mitos Rokok Sebagai Bencana Kesehatan Manusia


Sebelum adanya pelarangan macam-macam dari kebiasaan merokok, betapa kebiasaan merokok sudah menjadi konsumsi sehari-hari oleh masyarakat dari para nenek moyang kita. Meskipun kebiasaan merokok selama bertahun-tahun tanpa henti, realitasnya mereka dapat bertahan hidup dalam usia yang sudah sangat lanjut atau sampai batas usia normal manusia Indonesia. 
 
Bahkan cerita kesaksian dari para kakek dan nenek kita yang doyan merokok ternyata usianya sudah banyak menembus ke angka delapanpuluh tahun hingga sampai dapat menembus satu abad lebih. Pada waktu itu belum terjadi penyakit yang macam-macam dan aneh-aneh seperti yang terjadi sekarang ini. 

Tapi anehnya sejak industri farmasi mengambil peranannya mendadak bermunculan kalangan aktivis anti rokok yang berupaya mengklaim data-data secara sepihak yang berujung mengkambinghitamkan rokok sebagai biang kerok kehancuran kesehatan manusia. 

Sejak awal saya tidak bisa percaya jika kebiasaan merokok dapat merusak kesehatan manusia. Peringatan tertulis yang tersaji dalam bungkus rokok bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, yang tentunya disertai gambar sang penderita penyakit kanker yang menjijikkan.

Sampai sekarang belum ada data-data akurasi perihal kepastian kalau merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit sebagaimana dituduhkan oleh kelompok masyarakat para anti rokok.

Padahal belum ada data riset yang menyebutkan rokok dapat membunuh manusia.Kalau pun kemudian bermunculan data-data perihal bahaya laten merokok bagi kesehatan manusia, maka data-data itu diambil secara klaim sepihak yang disponsori oleh kaum industri farmasi.

Menurut WHO ada 10 sebab kematian manusia: jantung koroner, stroke, trachea/paru/bronchus, infeksi pernafasan, kanker kolon, alzheimer, diabetus melitus, kanker payudara, kanker usus dan PPOK. Dari sepuluh sebab kematian tersebut ternyata 53,3% di negara berpenghasilan tinggi, 44,4% berpenghasilan menengah dan 29,9% dinegara berpenghasilan rendah. Konsumsi rokok tertinggi adalah Yunani 4313 batang/tahun (bot), Hongaria 3265 bot, Kuwait 3062 bot, Jepang 3023 bot dan Spanyol 2779 bot. 

Di Jepang angka kematian kanker paru lebih terendah jika dibandingkan dengan Amerika Serikat karena konsumsi energi lemak di Jepang hanya 8% dari kebutuhan energinya sedangkan Amerika Serikat konsumsi lemaknya 40% dari kebutuhan energinya. 

Sejak dekade 80 telah terberitakan pembohongan publik bahwa setiap 11 detik satu orang meninggal karena rokok dan sekarang diberitakan setiap 3 detik satu orang meninggal karena rokok. Apakah pernah dinyatakan dalam certificate of death bahwa kematian mereka memang karena konsumsi rokok? 

Data statistik membuktikan bahwa hubungan penyakit dan angka kematian tidak sebagai cermin data riset hidup sebenarnya. Tidak ada hubungan kuantitatif dan kualitatif yang nyata. Orang Jepang perokok berat, 3023 batang/tahun, tetapi angka kematian kanker paru terendah didunia. 

Menurut Harvard Medical School, orang Jepang dalam diet harian konsumsi sumber energi dari lemak hanya 8% dibandingkan konsumsi orang Amerika 40% berasal lemak. Ada lagi pembohongan publik perihal issue merokok passif ditempatkan sebagai perkosaan terhadap pernafasan orang atau dengan kata lain non perokok lebih menderita daripada perokok. 

Memang ada orang yang tidak tahan terhadap bau asap rokok. Ini persoalan etika saja untuk menghargai orang lain. Tapi patut diketahui bahwa non perokok yang berdekatan dengan perokok sesungguhnya jalannya asap rokok larinya melambung ke atas karena temperatur asap lebih tinggi. 

Beranikah para anti rokok birkampanye melarang semua mobil yang jelas-jelas membuang polutan  sangat besar di udara? Beranikah para anti rokok protes bahwa mie instan harus ada kalimat larangannya untuk mengonkonsumsi dalam rentang hari tertentu karena mengandung MSG dan lapisan lilin? 

Dari hasil penelitian terhadap ratusan caffee yang dilengkapi extractor diatas kepala, setelah cafe tutup sekitar durasi 4 jam ternyata pengunjung non-perokok dapat paparan ekivalen merokok satu batang kalau dia tinggal di caffee selama 105 jam. Kalau 70 juta batang rokok dibakar di Jakarta per hari akan memberikan total particulate mater sebanyak 5 ton. 

Sesungguhnya asap yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah asap polusi dari pembakaran Bahan Bakar Minyak. Kalau 200 ribu kiloliter BBM dibakar sehari akan menebarkan 100 ton particulate mater. Belum lagi di Jakarta asap polusi yang keluar dari cerobong industri dan pesawat terbang akan ada total 205 ton per hari. Padahal jika dibandingkan asap rokok kontribusi particulate mater hanya 2,4%. 

Sebagai studi kasus perihal kehidupan Pramudya Ananta Toer, kebiasaan merokoknya dilakukan sejak usia remaja, Dalam waktu sehari, Pram bisa menghabiskan lebih dari dua bungkus rokok kretek atau lebih dari duapuluh empat batang rokok kretek tanpa dilindungi filter. Merokok menurut Pram sebagai pemacu berpikir menemukan inspirasi dalam dunia menulis roman. Meski dalam usia produktifnya dihabiskan di dalam jeruji besi dalam tekanan represif Orde Baru, tapi Pram masih tetap bertahan dan memiliki harapan. 
 
Kebiasaan merokoklah yang membuat Pram bisa menyelesaikan semua tulisan romannya. Kebiasaan merokok lah yang membuat Pram tidak takut hidup dalam kondisi yang serba represif. Kesunyian sehari-hari telah ditampik Pram dengan kebiasaan merokoknya. Bukan asap nikotin yang dihasilkan dari merokok yang menyebabkan Pram meninggal dunia pada usia yang sangat lanjut atau pada usia lebih dari delapanpuluh tahun.

Corat-marutnya kesehatan manusia yang diwarnai dengan tumbuhnya aneka penyakit yang macam-macam dan aneh-aneh pada diri manusia modern seperti sekarang ini salah satu faktor terbesar diakibatkan dari pola dan resep makan manusia sekarang yang lebih instant dan banyak racikan campuran zat-zat kimia yang terkandung dalam resep makanan. 
 
Belum lagi faktor bertambahnya kelahiran manusia sehingga banyak area pepohonan seperti hutan, kebun hingga persawahan ditebang habis hanya gara-gara untuk memenuhi kebutuhan perumahan  sebagai tempat tinggal dan tempat usaha. Faktor lain dari kondisi hutan yang dibabat habis di sana-sini menyebabkan pemanasan global sehingga banyak munculnya aneka fenomenal alam yang terjadi.

Coba lihatlah disekelilingmu, kebiasaan masyarakat modern sekarang tanpa terkecuali sudah tidak mengandalkan anggota tubuh dari ke dua kakinya untuk menempuh perjalanan jauh-dekat. Semua perjalanan yang bisa ditempuh lewat jalan kaki telah dialihkan melalui kendaraan bermesin yang mengeluarkan banyak racun limbah polusi asap dari knalpot motor.
 
Di sana-sini udara yang sudah tercemar oleh racun limbah polusi asap kendaraan bermesin telah dihisap oleh jutaan manusia. Belum lagi dengan perkembangan tekhnologi informatika sellular yang demikian pesatnya, sehingga segala komunikasi manusia telah diselesaikan melalui sarana handphone yang kekuatan signal yang dipancarkan mengandung radiasi yang sudah terbukti dapat menghambat lajunya peredaran darah ke otak manusia. 

Tapi sekali lagi mengapa rokok yang justru telah dijadikan kambing hitam sebagai biang kerok dari kehancuran kesehatan manusia itu semua? Tumbuhnya penyakit pada manusia yang disebabkan akibat terlalu berlebihan menghirup udara yang sudah tercemar oleh racun limbah polusi asap yang dihasilkan oleh pembuangan knalpot motor yang tumpah ruah di jalan-jalan hingga sampai menyebabkan kemacetan di sana-sini, tapi mengapa rokok yang telah dijadikan kambing hitam sebagai biang kerok dari kehancuran kesehatan manusia? 

Tumbuhnya penyakit pada manusia yang disebabkan kurangnya berolahraga akibat anggota tubuh kedua kaki manusia telah dibiasakan untuk tidak banyak berjalan karena segala perjalanan jauh-dekat selalu dialihkan melalui kendaraan bermesin, tapi mengapa rokok yang telah dijadikan kambing hitam sebagai biang kerok dari kehancuran kesehatan manusia?  
 
Tumbuhnya penyakit pada manusia yang disebabkan oleh banyaknya mengkonsumsi zat-zat kimia yang terkandung pada makanan dan minuman, tapi mengapa rokok yang telah dijadikan kambing hitam sebagai biang kerok dari kehancuran kesehatan manusia? 
 
Tumbuhnya penyakit pada manusia yang disebabkan oleh pemanasan global di mana sinar cahaya matahari yang tidak sehat untuk kesehatan kulit manusia karena lapisan ozon telah mengalami kebocoran di sana-sini, tapi mengapa rokok yang telah dijadikan kambing hitam sebagai biang kerok dari kehancuran kesehatan manusia

Secara sistematis dan masif siapakah yang berada dibalik semaraknya black campaign yang dilakukan oleh kalangan yang anti rokok sebagai usaha untuk mengkambinghitamkan rokok? Bukan menjadi rahasia publik lagi telah terjadi perang persaingan bisnis industri antara industri rokok versus industri farmasi. 
 
Slogan yang dipakai oleh kaum industri farmasi selama ini dalih kehadirannya telah diklaim secara sepihak sebagai dewanya kesehatan manusia, sedangkan industri rokok sebaliknya dianggapnya sebagai kehancuran dari kesehatan manusia. Padahal jika kita mau melek, betapa skandal dalam industri farmasi jauh lebih jahat. Lihatlah malapraktek pemberian obat-obatan dan pemalsuan obat-obatan seperti vaksin palsu dan lain sebagainya di rumah sakit dan di apotik-apotik.

Catatan Penutup


Sebagai penutup, saya akhiri dengan sebuah prosa yang pernah saya bacakan dalam sebuah event Hari Tanpa Tembakau Sedunia:
Apa yang salah pada tanaman tembakau dan cengkeh yang sudah jelas-jelas merupakan ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa?  
Bukankah lebih elegan jika mengatakan: Silahkan merokok tapi upayakan untuk dapat  mengurangi porsi pemakaian yang tidak berlebihan.

Anggaplah saja rokok itu sebagai teh dan kopi jika disantap dengan porsi yang berlebihan  akan berdampak tidak baik bagi kesehatan. 

Oleh Tuhan Yang Maha Esa tanah di negeri Indonesia diberi anugerah kekayaan Sumber Daya Alam tembakau dan cengkeh melimpah ruah makanya rokok murah di Indonesia. Sebaliknya oleh Tuhan Yang Maha Esa tanah di negeri Australia miskin oleh kekayaan Sumber Daya Alam tembakau dan cengkeh makanya rokok mahal di Australia. Ini maklum! 

Apa alasan cukai rokok dinaikkan? Apakah alasan demi kesehatan? Apakah demi kesehatan jutaan petani tembakau dan cengkeh? Apakah demi kesehatan harus ikhlas membunuh jutaan tenaga kerja menjadi penganggur? Padahal hancurnya kesehatan manusia akibat polusi asap beracun yang keluar dari kendaraan bermotor, akibat radiasi yang keluar dari signal handphone, akibat bahan zat kimia pengawet yang dihasilkan dari makanan instan. 

Lantas mengapa tembakau dan cengkeh yang sudah jelas-jelas ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa dijadikan kambing hitam dari kehancuran itu semua Apakah setelah cukai rokok dinaikkan akan menjamin masyarakat tidak merokok? Tentunya yang merokok tetaplah merokok tanpa harus membeli rokok instan bercukai akan beralih ke tembakau dan cengkeh rajangan, melinting sendiri kembali ke tempo doeloe

Bagaimana nasib para petani dan buruh akibat kehilangan industri rokok yang gulung tikar? Bagaimana nasib para istri akibat jatah uang belanja yang diterima berkurang karena kebutuhan para suami merangkak naik akibat cukai rokok merangkak naik? 

Di satu sisi ketika mereka yang anti rokok menempatkan kesehatan di atas segalanya,  tapi di sisi lain asap kendaraan bermotor radiasi signal handphone lebih sangat-sangat berbahaya dari pada sekedar asap rokok? Ini sama saja mencaci-maki para maling sandal di masjid menggerutu para pencuri mangga di kebun tetangga tapi menjunjung kehormatan kaum koruptor yang menimbun hartanya di luar negeri. 

Apakah kita harus menggerutu kepada Tuhan Yang Maha Esa yang terlanjur menciptakan  tembakau dan cengkeh? Bagaimana intropeksi kita yang sudah terlanjur menciptakan  kendaraan bermotor,  handphone rumah-rumah kaca dan makanan instan?
Follow JOE HOO GI







Baca Lainnya

    Artikel Terkait