JOEHOOGI.COM - Semakin bingung saja negeri ini. Pejabat bingung rakyat pun bingung. Pembakaran hutan di sana-sini. Kekayaan tambang emas diprioritaskan terkuras habis di tengah para anak bangsanya dari tahun ke tahun masih saja berkoteka sebagai bagian budaya. Sementara tidak ada kelanjutan negara untuk mempersoalkan rakyat pun tidak serta-merta mendampratnya.
Tapi ketika fenomenal perbedaan keyakinan muncul, mendadak rakyat serta merta mendamprat perbedaan untuk diseragamkan. Negara pun melakukan pembiaran ketika rakyat diprovokasi oleh sekelompok yang membawa nama kekuatan tirani mayoritas.
Hanya karena perbedaan keyakinan mereka dilarang mengolah lahan perkebunan sendiri. Sementara negara melalui aparat polisi justru mengevakuasi para korban untuk mengalah dan pasrah.
Semakin bingung saja negeri ini. Hak-hak berkeyakinan terus saja dipersoalkan. Dituduh sesat dan kafir. Padahal yang sesat dan kafir tidak mengusik keyakinan orang lain, tidak pernah melakukan kekerasan dan tidak mengusik kedaulatan negara lantas mengapa mereka harus diusir?
Semakin bingung saja negeri ini. Jika setiap namanya perbedaan dalam keragaman berkeyakinan menjadi terseok-seok tertindas di negeri sendiri. Mereka paksakan warna laut tidak lagi berwarna biru. Mereka paksakan warna darah tidak lagi berwarna merah.
Semakin bingung saja negeri ini. Hak-hak berkeyakinan terus saja dipersoalkan. Dituduh sesat dan kafir. Padahal yang sesat dan kafir tidak mengusik keyakinan orang lain, tidak pernah melakukan kekerasan dan tidak mengusik kedaulatan negara lantas mengapa mereka harus diusir?
Semakin bingung saja negeri ini. Jika setiap namanya perbedaan dalam keragaman berkeyakinan menjadi terseok-seok tertindas di negeri sendiri. Mereka paksakan warna laut tidak lagi berwarna biru. Mereka paksakan warna darah tidak lagi berwarna merah.