JOEHOOGI.COM - Mana yang harus saya pilih, manusia beretiket setan tapi beretika malaikat atau manusia beretiket malaikat tapi beretika setan?
Manusia beretiket setan tapi beretika malaikat adalah ketika berbicara di publik tutur katanya mirip setan tapi moralnya mirip malaikat karena tidak doyan korupsi kalau perlu koruptor disikat habis disiplin kerja tanpa kongsi dan upeti.
Manusia beretiket malaikat tapi beretika setan adalah mirip profil pejabat negara masa kini tutur katanya sangat merdu dan syahdu membuat para pendengar terpukau tapi moralnya mirip setan diam-diam sikat duit negara, kongsi di sana-sini upeti di mana-mana.
Manusia beretiket malaikat tapi beretika setan adalah mirip profil pejabat negara masa kini tutur katanya sangat merdu dan syahdu membuat para pendengar terpukau tapi moralnya mirip setan diam-diam sikat duit negara, kongsi di sana-sini upeti di mana-mana.
Anehnya lagi tiada habis pikir manusia beretiket setan tapi beretika malaikat justru dimusuhi banyak manusia beretiket malaikat tapi beretika setan.
Figure Ahok berada pada sisi sebagai sosok manusia yang beretiket syetan tapi beretika malaikat. Sementara mereka yang anti Ahok berada pada sisi sebagai sosok manusia yang beretiket malaikat tapi beretika syetan.
Dalam hal ini saya tidak akan memberikan komentar kepada mereka yang anti Ahok dengan dalih identitas primordial dari sosok Ahok yang minoritas, sebab identitas primordial tidak akan memberikan jawaban yang berarti pada masyarakat Indonesia yang multikultural.
Saya hanya memberikan komentar kepada mereka yang anti Ahok betapa tutur kata Ahok di depan publik memang saya anggap di luar kepantasan, tapi dibalik etiketnya yang di luar kesantunan itu justru menyimpan etika atau moral yang menjunjung tinggi pada semangat etos kerja yang disiplin dan semangat dalam pemberantasan korupsi di lingkungan DKI Jakarta.
Mungkin bagi mereka yang biasa hidup dalam budaya hipokrit pasti acap menganggap lumrah terhadap sosok-sosok manusia beretiket malaikat tapi beretika syetan, sebaliknya akan menganggap aneh terhadap sosok seorang Ahok yang beretiket syetan tapi beretika malaikat.
Sementara sosok seorang Ahok menolak segala pencitraan pada dirinya, dia memilih sosok apa adanya, tanpa dibuat-buat dan tanpa seolah-olah.
Tegasnya sosok seorang Ahok menolak hidup bertopeng yang acap terjadi dalam budaya masyarakat hipokrit. Dia lebih cenderung memilih sosok manusia beretiket syetan tapi beretika malaikat.
Makna dari beretiket syetan ini hanya disampaikan kepada mereka yang berperilaku mirip syetan, misal ketika sosok seorang Ahok berhadapan kepada sosok manusia beretika syetan maka keluarlah etiket seorang Ahok yang mirip syetan, tapi sebaliknya ketika sosok seorang Ahok berhadapan dengan sosok manusia beretika malaikat maka etiket seorang Ahok akan santun mirip malaikat.
Terlepas dari pro kontra sosok seorang Ahok, yang jelas Majalah Globe Asia edisi Januari 2015 telah menobatkan Ir. Basuki Tjahaya Purnama sebagai Gubernur Terbaik di Asia.
Puisi saya yang berjudul Beretiket Syetan Tapi Beretika Malaikat juga akan menanggapi kekawatiran dari Jaya Suprana, pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang lebih mengharapkan sosok seorang Ahok yang sebaliknya yaitu bisa bergumul menyesuaikan diri dalam budaya hipokrit yaitu manusia yang beretiket malaikat tapi beretika syetan.