JOEHOOGI.COM - Pada tahun 1990 sahabat baik saya asal Jawa Timur yang kuliah di Jogjakarta, yang namanya tidak perlu saya sebutkan di sini, telah memenuhi janjinya kepada saya untuk memberikan kaset yang berisi lagu Bongkar yang dinyanyikan oleh Iwan Fals feat Swami. Meskipun kaset ini berdurasi C-60 tapi kaset ini hanya memuat satu lagu saja: Bongkar.
Waktu pita kaset itu diberikan kepada saya, album perdana kaset Swami sudah dirilis dan dilempar ke pasaran, dan kebetulan saya sudah membelinya. Ketika saya menerima kaset tersebut, saya bertanya: ”Apa perbedaannya lagu Bongkar dalam kaset ini dengan lagu Bongkar yang ada dalam album perdana kaset Swami?” Dia menjawab,”Ini lagu Bongkar yang asli sebelum dirilis menjadi album perdana kaset Swami, sementara lagu Bongkar yang dipublikasikan atau dijual di pasaran adalah lagu Bongkar yang syairnya sudah direvisi”. Begitu penjelasannya kepadaku.
Sesaat ketika saya mendengarkan pada awal lagu Bongkar versi original, maka yang terlintas dalam benak saya betapa lagu ini sama dengan lagu Bongkar yang ada dalam album perdana kaset Swami. Tapi ketika sampai kepada nada reffrain-nya barulah saya merasakan ada yang asing atau berbeda di telinga saya. Inilah syair lagu Bongkar pada nada reffrain versi original:
Saya punya keyakinan jika misal album perdana Swami yang dipublikasikan adalah lagu Bongkar versi original, maka sudah dapat dipastikan album perdana kaset Swami pasti akan mengalami pembredelan. Maklumlah ketika dirilisnya album perdana Swami, kondisi sistem politik Negara berada dalam sistem kekuasaan Orde Baru yang serba otoriter dan anti demokrasi.
Way Jepara, Kedung Ombo dan Kaca Piring adalah nama-nama daerah di Indonesia yang waktu itu sedang mengalami penindasan kepada rakyatnya hanya demi menuruti kemauan pembangunan.
Way Jepara adalah nama daerah di Propinsi Lampung di mana para petani kehilangan tanah pertanian akibat pembebasan tanah. Lantas para petani melakukan perlawanan atas penggusuran ini. Perlawanaan para petani justru dibalas oleh pihak militer dengan serangkaian kekerasan hingga pembunuhan.
Kedung Ombo adalah nama daerah di Jawa Tengah, di mana Kedung Ombo yang sudah ratusan tahun menjadi desa pemukiman rakyat, bahkan ada gedung sekolah, masjid dan sebagainya terpaksa ditenggelamkan oleh pemerintah hanya untuk menuruti pembangunan bendungan raksasa.
Kaca Piring adalah nama daerah di Jawa Barat, di mana lagi-lagi para petani kehilangan lahan pertaniannya akibat pembebasan tanah. Protes dari para petani justru dibalas oleh pihak militer sebagai pemegang kendali keamanan dengan serangkaian kekerasan hingga pembunuhan.
Sejak tahun 1993, seorang sahabat baik saya asal Sulawesi yang kuliah di Jogjakarta, yang namanya tidak perlu saya sebutkan di sini telah meminjam kaset tersebut kepada saya. Ngomongnya sih hanya meminjam tidak lebih dari dua hari. Tapi realitas di kemudian waktu, dia telah meraibkan kaset tersebut yang dipinjam dari saya. Bahkan dia pun menghilangkan jejaknya dan dia tidak pernah menghubungi saya lagi hingga saya sudah pesimis dan pasrah dengan keberadaan kaset tersebut.
Tapi pada tahun 2010 keberadaannya kupertemukan kembali lewat media sosial Facebook milik Marx Zuckerberg. Melalui Messenger, saya tanyakan keberadaan kaset Bongkar yang pernah dipinjamnya itu. Dia menjawab kalau kaset itu masih disimpannya. Tak lama kemudian kaset itu dikirimkan balik ke saya melalui jasa paket pos swasta.
Sudah 25 tahun usia lagu Bongkar melegenda melekat di setiap telinga pendengar anak bangsa Indonesia. Hanya saja ternyata selama 25 tahun khayalak hanya mengetahui suguhan lagu Bongkar dalam versi yang sudah direvisi, bukan lagu Bongkar dalam versi original. Bahkan Iwan Fals saja ketika manggung selama 25 tahun selalu hanya menyanyikan Bongkar dalam versi yang sudah direvisi.
Ketika kita browsing atau mencoba search ke Google sekalipun yang acap disebut sebagai mbah Google yang serba maha tahu untuk melacak lagu Bongkar versi original, hasilnya hanya sia-sia sebab tidak satupun dari sekian banyak Fals Mania yang berbendera Orang Indonesia (OI) yang membahas dan mengunggah lagu Bongkar versi original ke dunia maya.
Akhirulkalam, jika di kemudian hari setelah saya mengupload lagu Bongkar melalui suguhan akun YouTube saya, Anda menemukan suguhan file lagu Bongkar versi original di banyak link internet, maka saya berani bertaruih jika file lagu Bongkar versi original tersebut awalnya dari saya yang telah memviral.
Sesaat ketika saya mendengarkan pada awal lagu Bongkar versi original, maka yang terlintas dalam benak saya betapa lagu ini sama dengan lagu Bongkar yang ada dalam album perdana kaset Swami. Tapi ketika sampai kepada nada reffrain-nya barulah saya merasakan ada yang asing atau berbeda di telinga saya. Inilah syair lagu Bongkar pada nada reffrain versi original:
way jepara, kedung ombo dan kaca piring
banyak lagi teramat banyak
untuk disebutkan
oi hentikan, hentikan jangan diteruskan
kami sudah muak
dengan senjata
dengan kekerasan
Saya punya keyakinan jika misal album perdana Swami yang dipublikasikan adalah lagu Bongkar versi original, maka sudah dapat dipastikan album perdana kaset Swami pasti akan mengalami pembredelan. Maklumlah ketika dirilisnya album perdana Swami, kondisi sistem politik Negara berada dalam sistem kekuasaan Orde Baru yang serba otoriter dan anti demokrasi.
Way Jepara, Kedung Ombo dan Kaca Piring adalah nama-nama daerah di Indonesia yang waktu itu sedang mengalami penindasan kepada rakyatnya hanya demi menuruti kemauan pembangunan.
Way Jepara adalah nama daerah di Propinsi Lampung di mana para petani kehilangan tanah pertanian akibat pembebasan tanah. Lantas para petani melakukan perlawanan atas penggusuran ini. Perlawanaan para petani justru dibalas oleh pihak militer dengan serangkaian kekerasan hingga pembunuhan.
Kedung Ombo adalah nama daerah di Jawa Tengah, di mana Kedung Ombo yang sudah ratusan tahun menjadi desa pemukiman rakyat, bahkan ada gedung sekolah, masjid dan sebagainya terpaksa ditenggelamkan oleh pemerintah hanya untuk menuruti pembangunan bendungan raksasa.
Kaca Piring adalah nama daerah di Jawa Barat, di mana lagi-lagi para petani kehilangan lahan pertaniannya akibat pembebasan tanah. Protes dari para petani justru dibalas oleh pihak militer sebagai pemegang kendali keamanan dengan serangkaian kekerasan hingga pembunuhan.
Sejak tahun 1993, seorang sahabat baik saya asal Sulawesi yang kuliah di Jogjakarta, yang namanya tidak perlu saya sebutkan di sini telah meminjam kaset tersebut kepada saya. Ngomongnya sih hanya meminjam tidak lebih dari dua hari. Tapi realitas di kemudian waktu, dia telah meraibkan kaset tersebut yang dipinjam dari saya. Bahkan dia pun menghilangkan jejaknya dan dia tidak pernah menghubungi saya lagi hingga saya sudah pesimis dan pasrah dengan keberadaan kaset tersebut.
Tapi pada tahun 2010 keberadaannya kupertemukan kembali lewat media sosial Facebook milik Marx Zuckerberg. Melalui Messenger, saya tanyakan keberadaan kaset Bongkar yang pernah dipinjamnya itu. Dia menjawab kalau kaset itu masih disimpannya. Tak lama kemudian kaset itu dikirimkan balik ke saya melalui jasa paket pos swasta.
Sudah 25 tahun usia lagu Bongkar melegenda melekat di setiap telinga pendengar anak bangsa Indonesia. Hanya saja ternyata selama 25 tahun khayalak hanya mengetahui suguhan lagu Bongkar dalam versi yang sudah direvisi, bukan lagu Bongkar dalam versi original. Bahkan Iwan Fals saja ketika manggung selama 25 tahun selalu hanya menyanyikan Bongkar dalam versi yang sudah direvisi.
Ketika kita browsing atau mencoba search ke Google sekalipun yang acap disebut sebagai mbah Google yang serba maha tahu untuk melacak lagu Bongkar versi original, hasilnya hanya sia-sia sebab tidak satupun dari sekian banyak Fals Mania yang berbendera Orang Indonesia (OI) yang membahas dan mengunggah lagu Bongkar versi original ke dunia maya.
Akhirulkalam, jika di kemudian hari setelah saya mengupload lagu Bongkar melalui suguhan akun YouTube saya, Anda menemukan suguhan file lagu Bongkar versi original di banyak link internet, maka saya berani bertaruih jika file lagu Bongkar versi original tersebut awalnya dari saya yang telah memviral.