JOEHOOGI.COM - Raoul Oberman, Chairman Mc Kinsey Global Institute, menyampaikan kajiannya pada acara KEN bertajuk Penyatuan Visi Bersama Menuju Indonesia Maju 2030 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, pada tanggal 13 November 2012 memprediksikan jika Indonesia pada tahun 2030 sudah bukan lagi sebagai Negara berkembang melainkankan akan menjadi negara maju.
Lembaga Akuntan Publik, Pricewaterhouse Coopers (PwC) merilis laporannya September 2017 yang memprediksikan ada 21 negara di dunia yang pada tahun 2030 akan mendominasi perekonomian global. Dari 21 negara itu ternyata Indonesia jatuh pada peringkat nomor 5 setelah Jepang.
Chairul Tanjung, pimpinan CT Corp, juga memberikan kajian prediksi ilmiahnya yang disampaikan pada acara UI Meet Up and Leaders Talk di Auditorium Bank Mega, Jakarta, 14 April 2018, betapa masa depan perekonomian Indonesia pada tahun 2030 justru akan menjadi 5 Negara kekuatan besar di dunia.
Bahkan jauh sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono ketika masih menjadi Presiden di Istana Negara, 22 Maret 2007 sudah memprediksikan betapa Indonesia pada tahun 2030 akan menjadi negara maju dengan ekonomi yang sangat berpengaruh di dunia. Bahkan pada 8 September 2015, SBY dalam pidatonya di Lemhannas, Jakarta Pusat, masih konsisten dengan prediksinya bahwa 15 tahun ke depan perekonomian Indonesia tetap akan masuk dalam peringkat 10 Negara yang berpengaruh di dunia.
Tapi mendadak muncul prediksi pesimisme oleh Prabowo Subianto yang mengatakan Indonesia pada tahun 2030 akan bubar. Ironisnya prediksi yang disampaikannya bukan berdasarkan dari kajian ilmiah, melainkan berdasarkan sebuah karya fiksi novel yang ditulis P.W.Singer berjudul Ghost Fleet:Novel of The Next World War. Entah bagaimana cara berpikir Prabowo sehingga karya fiksi pun dijadikan sebuah kajiannya.
Mungkin ada maksud pesan tersirat dari pidato Prabowo yang telah memprediksi Indonesia ke depan pada tahun 2030 justru menjadi Negara yang bubar. Konotasi bubar ini, bayangan publik pasti akan tergiring pada Negara yang mengalami chaos perang saudara sehingga kondisinya akan mirip dengan kondisi yang ada di Suriah dan Yaman.
Pesan pesimistis yang terkandung dalam pidato Prabowo seolah-olah tersirat ajakan jika Indonesia tidak ingin bubar, maka rakyat bisa mempersiapkan diri untuk mempercayakan dirinya agar dapat terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Ini maksudnya, dia yang sudah tiga kali gagal terpilih, tapi untuk ke empat kalinya dia berharap dapat terpilih sebagai Presiden sehingga Indonesia pada tahun 2030 tidak terancam bubar.
Ketika seseorang telah mengalami kegagalan dalam obsesi ambisi dan harapannya, padahal upaya telah ditempuh secara antusias dengan optimisme dan kepastian, maka yang terjadi dia akan mengalami syndrome betapa tidak adilnya reality sehingga sikap realistis selalu ditolaknya.
Ketika sikap realistis bukan sebagai jawaban maka dunia fiksi pun menjadi alternative sebagai babak lelakon yang harus dilakoninya. Sebab dalam dunia fiksi ada mimpi-mimpi,sementara kenyataan membuktikan betapa di sana-sini banyak orang berhasil mengolah mimpi menjadi kenyataan. Kalau syndrome fiksi dianggap sebagai kebenaran maka syndrome fictophillia pasti mengancamnya. Wallahu a'lam bish-shawabi.
Chairul Tanjung, pimpinan CT Corp, juga memberikan kajian prediksi ilmiahnya yang disampaikan pada acara UI Meet Up and Leaders Talk di Auditorium Bank Mega, Jakarta, 14 April 2018, betapa masa depan perekonomian Indonesia pada tahun 2030 justru akan menjadi 5 Negara kekuatan besar di dunia.
Bahkan jauh sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono ketika masih menjadi Presiden di Istana Negara, 22 Maret 2007 sudah memprediksikan betapa Indonesia pada tahun 2030 akan menjadi negara maju dengan ekonomi yang sangat berpengaruh di dunia. Bahkan pada 8 September 2015, SBY dalam pidatonya di Lemhannas, Jakarta Pusat, masih konsisten dengan prediksinya bahwa 15 tahun ke depan perekonomian Indonesia tetap akan masuk dalam peringkat 10 Negara yang berpengaruh di dunia.
Tapi mendadak muncul prediksi pesimisme oleh Prabowo Subianto yang mengatakan Indonesia pada tahun 2030 akan bubar. Ironisnya prediksi yang disampaikannya bukan berdasarkan dari kajian ilmiah, melainkan berdasarkan sebuah karya fiksi novel yang ditulis P.W.Singer berjudul Ghost Fleet:Novel of The Next World War. Entah bagaimana cara berpikir Prabowo sehingga karya fiksi pun dijadikan sebuah kajiannya.
Mungkin ada maksud pesan tersirat dari pidato Prabowo yang telah memprediksi Indonesia ke depan pada tahun 2030 justru menjadi Negara yang bubar. Konotasi bubar ini, bayangan publik pasti akan tergiring pada Negara yang mengalami chaos perang saudara sehingga kondisinya akan mirip dengan kondisi yang ada di Suriah dan Yaman.
Pesan pesimistis yang terkandung dalam pidato Prabowo seolah-olah tersirat ajakan jika Indonesia tidak ingin bubar, maka rakyat bisa mempersiapkan diri untuk mempercayakan dirinya agar dapat terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Ini maksudnya, dia yang sudah tiga kali gagal terpilih, tapi untuk ke empat kalinya dia berharap dapat terpilih sebagai Presiden sehingga Indonesia pada tahun 2030 tidak terancam bubar.
Ketika seseorang telah mengalami kegagalan dalam obsesi ambisi dan harapannya, padahal upaya telah ditempuh secara antusias dengan optimisme dan kepastian, maka yang terjadi dia akan mengalami syndrome betapa tidak adilnya reality sehingga sikap realistis selalu ditolaknya.
Ketika sikap realistis bukan sebagai jawaban maka dunia fiksi pun menjadi alternative sebagai babak lelakon yang harus dilakoninya. Sebab dalam dunia fiksi ada mimpi-mimpi,sementara kenyataan membuktikan betapa di sana-sini banyak orang berhasil mengolah mimpi menjadi kenyataan. Kalau syndrome fiksi dianggap sebagai kebenaran maka syndrome fictophillia pasti mengancamnya. Wallahu a'lam bish-shawabi.