JOEHOOGI.COM - Kalau memang kita bukan Golput, maka kita dihadapkan oleh dua kandidat pemimpin yang memang harus kita pilih. Pilihlah sesuai kehendak keyakinan hatimu. Ada nomor satu Jokowi-Amin dan ada nomor dua Prabowo-Sandi yang dapat kita pilih.
Boleh jadi aku memilih Jokowi-Amin dan kamu memilih Prabowo-Sandi, atau sebaliknya, sebab dalam demokrasi ada selera hak memilih untuk dipilih. Memilih tidak boleh harus sama pilihan. Tapi boleh jadi akibat faktor kebetulan, pilihan kita bisa sama pilihan.
Ada pilihan dua kandidat pemimpin yang harus kita pilih. Boleh jadi aku memilih Prabowo-Sandi, kamu memilih Jokowi-Amin, atau sebaliknya, sebab dalam pilihan ada selera. Namanya selera tidak perlu diseragamkan. Pilihlah sesuai kehendak keyakinanmu.
Biarkan pilihan itu seperti aneka bunga bermekaran. Ada Mawar, Melati, Kenikir, Kamboja sampai Bunga Bangkai. Misal kamu memilih Mawar, lantas aku menjatuhkan pilihan pada bunga Bangkai, atau sebaliknya, maka tetap saja Mawar dan Bangkai sebagai keagungan ciptaanNya yang tidak harus dirisaukan mengapa kamu memilih Mawar dan mengapa aku memilih Bangkai, atau sebaliknya.
Kita dihadapkan kenyataan di tahun 2019 berada di antara dua persimpangan jalan. Kita harus memutuskan untuk memilih dua jalan yang harus kita tempuh. Boleh jadi aku memilih terobosan ke jalan Jokowi-Amin atau kamu mau memilih untuk melewati jalan Prabowo-Sandi atau sebaliknya, maka keduanya tetap jalan yang bebas dipilih untuk dilewati.
Kubu kampret dan kubu kecebong tetap saja kumpulan anak bangsa kita sendiri. Betapa harus kita sadari, mereka yang ada di dua kubu kandidat pemimpin ternyata ada kawan-kawan kita sendiri, ada para tetangga kita sendiri, ada para sedulur dan keluarga kita sendiri. Recommended, janganlah pernah merisaukan hanya karena perbedaan keyakinan pilihan politik.
Jika misal BukaLapak atas nama Achmad Zaki hanya menyebut harapannya kepada Presiden Baru di salah satu cuitan Twitternya yang notabene tanpa ada penyebutan nama salah satu pasangan calon Presiden, lantas jika istilah Presiden Baru ternyata didenotasikan selain bukan Jokowi oleh sebagian Netizen, maka mengapa istilah Presiden Baru oleh Zaki harus dirisaukan? Apa yang salah pada anak bangsa sendiri bernama Achmad Zaki kalau memang dia bukan Golput?