JOEHOOGI.COM - Terlepas siapa paslonnya dan apa visi misinya. Tapi yang jelas dalam sepanjang sejarah perkampanyean di Indonesia hanya baru kali ini sejarah pionir menorehkan tinta catatannya kampanye pilpres 2019 pada paslon tertentu telah melibatkan massa akbar signifikan tumpah ruah meluber di tiap jengkal ruang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada tanggal 7 April 2019 tanpa harus mengandalkan dana APBN, APBD dan BUMN.
Betapa orasi politik dari sang paslon ternyata mampu menyedot massa signifikan tanpa harus melibatkan konser kepopuleran artis musisi di podium. Tegasnya massa yang hadir betul-betul murni menghadiri kampanye politik dan bukan menghadiri konser kepopuleran artis musisi di panggung terbuka untuk umum.
Betapa tidak hanya air yang bisa mengklaim mewujudkan menjadi lautan terbukti sekumpulan manusia di SUGBK 7 April 2019 ternyata juga bisa mewujudkan menjadi lautan manusia.
Untuk mewujudkan lautan manusia ternyata tidak harus pakai jurus jitu iming-iming sebagai aji pamungkasnya atau bagi-bagi uang berbungkus amplop kecuali kesadaran solidaritas massa sendiri merogoh koceknya atau mengandalkan swasembada sendiri dengan keikhlasan alakadarnya kepada kelanjutan survive sang paslon.
Tidak hanya lautan air yang bisa tumpah ruah ke darat menjadi gelombang pasang dan tsunami, ternyata realitas gelombang dasyat lautan manusia yang berbekal damai dalam semangat juang menuju perubahan ini tiada terbukti berubah menjadi anarki. Bahkan sebaliknya kehadiran lautan manusia yang signifikan ini tidak ditemukan sampah berceceran di sana-sini seusai berakhirnya acara.
Akhirulkalam, jika sejarah pionir menorehkan tinta catatannya kepada C.F.Clignett sebagai orang pertama yang melakukan pendakian di gunung Semeru, maka sejarah tidak lagi menorehkan tinta catatannya untuk keduakalinya meskipun kemudian pada pasca C.F.Clignett ternyata ada banyak orang berhasil melakukan pendakian ke puncak gunung Semeru.