JOEHOOGI.COM - Sejak awal saya sudah mengikuti gagasan blunder dari statement teori konspirasinya Jerynx SID, drummer Superman is Dead, perihal semua gagasan blundernya di seputar virus Corona yang serba corat-marut.
Jerynx SID yang awalnya hanya seorang seniman musik tapi ketika wabah pandemi virus Corona melanda kehidupan manusia di dunia mendadak dirinya tampil ke tengah khayalak bukan sebagai seniman musik lagi, tapi dirinya tampil seolah-olah sebagai seorang dokter di bidang virologi yang serba sok tahu soal virus Corona.
Sejak kapan Jerynx SID menjadi seorang dokter di bidang virologi sehingga semua statement teori konspirasinya di seputar pandemi virus Corona disampaikannya dengan begitu gagah berani berseberangan dengan para akademisi kedokteran?
Jerynx SID tampil seolah-olah dirinya berlagak seperti sang dokter hewan Indro Cahyono yang juga kontroversial dalam menanggapi wabah pandemi virus Corona.
Ironis, ketika banyak dokter di berbagai belahan negara di dunia terus berjuang di garda depan membebaskan penderitaan para pasien virus Corona dan tidak sedikit para medis turut terpapar menjadi korban dari keganasan virus Corona, lantas dengan kengawurannya Jerynx SID tampil ke tengah khayalak dengan berlindung dibalik teori konspirasinya mengatakan kalau virus Corona adalah nonsense dan protokol kesehatan adalah bullshit.
Jika teori konspirasinya Jerynx SID yang disampaikan hanya pada sebatas kebebasan pendapat pribadinya tanpa harus melebar ke ranah publik yang akan menyesatkan pemahaman banyak orang, maka tentu saya dapat memahami perbedaan dalam pendapatnya Jerynx SID. Sebaliknya jika gagasan pemikirannya yang kontroversial itu sudah pada tahap tindakan aksi seperti menolak kesepakatan protokol kesehatan seperti menggunakan masker di tempat umum, menolak dilakukan rapid test dan swab test, maka Negara harus menindak secara hukum kepada Jerynx SID.
Semua teori konspirasi di seputar wabah pandemi virus Corona yang saya ikuti secara intens dari setiap statement teori konspirasinya Jerynx SID tidak ada satu pun yang bersumber pada akurasi data kecuali hanya dalih praduga yang tumbuh dari asumsi-asumsi dan cocoklogi.
Apakah Jerynx SID juga akan mengatakan orang-orang yang bergelimpangan di jalan-jalan di kota Wuhan adalah skenario besar yang tidak ubahnya sebagai adegan sandiwara?
Apakah Jerynx SID juga akan mengatakan para korban yang mengenaskan akibat wabah pandemi virus Corona di berbagai rumah sakit di semua Negara di dunia adalah para korban bayaran semua?
Bagaimana dengan para korban yang meninggal dunia akibat wabah pandemi virus Corona apakah Jerynx SID juga akan mengatakan tidak ada mayat dalam kotak peti mati, kecuali bungkusan yang menyerupai mayat manusia?
Jika mau diteruskan logika dari teori konspirasinya Jerynx SID, maka Jerynx SID pasti juga akan mengatakan semua wabah pandemi penyakit menular yang pernah melanda dunia tanpa terkecuali seperti pes, kolera, cacar air dan sebagainya sesungguhnya hanyalah rekayasa dari konspirasi global?
Terhadap wabah pandemi virus Corona yang telah dibuktikan dengan validitas data banyaknya korban manusia di berbagai negara di belahan dunia, Jerynx SID sulit mempercayainya, apa lagi terhadap keberadaan Tuhan, surga dan neraka sudah pasti akan disangkalnya jika kita mengikuti logika dari teori konspirasinya Jerynx SID.Apakah dalih dari teori konspirasinya Jerynx SID ini tumbuh akibat dari Jerynx SID belum pernah terkena virus Corona? Meskipun banyak korban bergelimpangan akibat dari wabah pandemi virus Corona, maka korban-korban yang bergelimpangan itu tidak akan berarti apa-apa selama Jerynx SID belum membuktikan sendiri apakah virus Corona dapat menjangkiti tubuhnya.
Hak dari Jerynx SID untuk tidak percaya virus Corona itu ada tetapi tentunya harus dibarengi dengan akurasi data yang valid. Sebab akurasi data lah yang menyebabkan banyak orang di dunia ini punya hak untuk mempercayai virus Corona itu ada. Bagi mereka yang percaya virus Corona itu betul-betul ada, maka mereka telah berupaya agar orang-orang disekelilingnya bisa memutuskan mata rantai penularan dengan tetap menjaga jarak. Tapi sementara Jerynx SID dengan teori konspirasinya malah harus bertindak sebaliknya.
Akhurlkalam, sudah menjadi kesepakatan universal betapa hanya satu-satunya profesi kedokteran yang diberi otoritas tunggal untuk meneliti secara forensik semua ragam penyakit yang dapat mengancam kesehatan manusia termasuk wabah pandemi virus Corona. Jika yang terjadi Jerynx SID mendadak mempunyai kemampuan untuk menilai lebih jauh keberadaan virus Corona, maka saya menjadi bertanya-tanya sejak kapan Jerynx SID mendapat gelar kesarjanaan akademik sebagai seorang dokter? Wallahu A'lam Bishawab.